Dikatakan bahwa “sebaiknya” Anda tidak melakukannya. Sebenarnya, tidak ada ayat yang berbicara secara khusus tentang masalah perjudian, jadi bagaimana kita dapat menarik kesimpulan bahwa perjudian adalah sesuatu yang dapat menjadi dosa dalam kehidupan seseorang? Pertama-tama, kita mendefinisi judi. Judi adalah sebuah kegiatan, yang berdasarkan pada kesempatan, di mana seseorang bertaruh untuk kehilangan sejumlah uang atau beberapa barang berharga yang lain agar memperoleh sebuah hadiah.
Ketika Firman Tuhan tidak berbicara secara langsung tentang sesuatu, maka kita harus mencari prinsip alkitabiah yang dapat diterapkan untuk menentukan apakah hal itu benar atau salah. Akan tetapi, sebelum kita melakukan itu, penting untuk dimengerti mengapa Alkitab tidak memiliki sebuah ayat yang secara khusus mengizinkan atau melarang perjudian. Meskipun mungkin kita tidak dapat mengetahui semua alasan, salah satunya adalah sebagian besar dari segala sesuatu yang kita perbuat dalam hidup melibatkan “pertaruhan,” resiko yang diperhitungkan. Marilah melihat kepada beberapa contoh umum tentang pertaruhan dalam hidup. Ketika seorang petani menanam tanaman secara dini untuk memperoleh keuntungan dari penjualan hasil panen yang dini, dia beresiko kehilangan investasinya dalam bencana hujan lebat di musim semi. Ketika seseorang dalam bisnis “mempertaruhkan” uang dalam mengadakan kampanye, dia beresiko kehilangan investasinya. Ketika seorang Jenderal mengambil kesempatan di mana sebuah manuver dapat menghentikan langkah musuh, dia mempertaruhkan hidup tentara-tentara dalam misi itu. Ketika seseorang memperhatikan beberapa makanan yang sudah lama berada di dalam lemari es dan melewati tanggal kedaluwarsa, tidak mau membuangnya, dan berpikir, ”Mungkin tidak apa-apa,” dia berspekulasi bahwa makanan itu tidak akan membuat dia sakit (atau lebih parah lagi). Mengambil resiko adalah bagian kehidupan yang tidak dapat dipisahkan (Pengk. 11:6).
Alasan lain bahwa berjudi tidak disinggung secara khusus dalam Alkitab adalah karena ada kalanya hal itu berbaur dalam hiburan dengan cara yang tidak merugikan atau berdosa. Semua orang pernah menonton film karena “iklannya terlihat bagus,” tetapi kemudian membencinya dan merasa menyesal karena dia mengeluarkan uang untuk menonton film itu, sudah mengalami jenis pertaruhan itu, atau mengambil resiko. Jika seseorang memainkan sebuah permainan, dan mereka setuju bahwa “yang kalah mentraktir makan malam,” itu adalah perjudian, tetapi biasanya itu bukan dosa. Banyak hal yang tidak merugikan dalam beberapa keadaan, misalnya seperti makan, tidur, minum anggur atau alkohol, atau seks, tetapi di dalam keadaan yang lain, hal itu merugikan dan berdosa.
Tampaknya jelas dari kehidupan nyata bahwa judi kadangkala dapat berupa sebuah dosa dan kadangkala juga tidak. Oleh karena itu, kita harus menyelidiki Firman Tuhan untuk mendapatkan prinsip alkitabiah yang menyinggung soal judi. Prinsip kehidupan yang paling penting adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, pikiran dan kekuatan, dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Juga, Alkitab berkata kepada kita, ”Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian (Ams. 4:7). [Hal terpenting yang harus pertama-tama kaulakukan ialah berusaha menjadi bijaksana. Apa pun yang kaukejar, yang terutama ialah berusahalah untuk mendapat pengertian – BIS] Kebalikan dari hal ini, sebagian besar perjudian masa kini, dalam kasino, permainan kartu, pacuan kuda, pertandingan olahraga, atau dalam undian, bukanlah sebuah demonstrasi kasih kepada Tuhan, kasih terhadap sesama, atau bahkan hanya merupakan hikmat yang sederhana. Sebaliknya, itu dilandaskan pada keserakahan dan ide bahwa uang kita adalah milik kita yang dapat digunakan sesuai kehendak kita. Bagi orang-orang Kristen, kenyataannya adalah sumber yang kita miliki adalah dari Tuhan, dan kita wajib mengurusnya dalam pelayanan kepada Dia.
Namun sayang, sebagian besar manusia di muka bumi ini tidak menjalankan hidup mereka seolah-olah mereka akan diminta pertanggungjawabannya untuk apa yang mereka perbuat. Ini sungguh suatu kebodohan, karena Alkitab berulang kali berkata kepada kita bahwa akan datang Penghakiman, di mana kita akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang kita perbuat.
2 Korintus 5:10
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Banyak orang bersikap seperti, “Ini adalah uang saya, dan jika saya kehilangan uang saya dalam judi, memangnya kenapa?” Akan tetapi, itu bukanlah “uang saya.” Segala sesuatu yang kita miliki, termasuk hidup kita sendiri, adalah milik kepunyaan Tuhan, dan kita wajib menggunakan waktu dan harta kita untuk kemuliaan-Nya. Alkitab berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor. 6:19,20). Tuhan mengharapkan kita menghormati Dia dalam segala perbuatan kita, dan Dia akan meminta pertanggungjawaban kita jika kita tidak hidup menurut jalan itu.
Banyak orang yang bertaruh $20 di pacuan kuda dengan harapan memenangkan lebih banyak uang lagi tidak mempertimbangkan betapa berharganya uang sebesar itu kepada sebuah keluarga miskin. Demikian pula, seseorang yang membelanjakan $5 setiap Jumat untuk membeli tiket undian “agar memenangkan undian besar,” menunjukkan sikap yang sangat kekurangan hikmat – hikmat Tuhan berkata bahwa kita harus menjunjung hikmat yang tertinggi. Banyak orang yang melakukan itu meninggal karena bangkrut, tetapi jumlah $5 yang sama setiap minggu, jika diinvestasikan selama 40 tahun masa kerja (umur 20-60) akan bernilai lebih dari $55.000. Tambahkan 5 tahun lagi (umur 20-65) dan itu akan bernilai lebih dari $80.000 (7% suku bunga). Menabung secara sistematis selama masa kerja kita menuntut visi dan disiplin, dan negeri kita akan jauh lebih baik jika orang-orang berhenti menghamburkan uang mereka dengan berusaha menjadi kaya secara cepat.
Masalah lain dengan berpartisipasi dalam perjudian yang terorganisasi seperti kasino atau pacuan kuda adalah itu mendukung industri perjudian, yang bertanggung jawab dalam kegiatan yang menghancurkan hidup orang banyak. Penyelidikan menunjukkan bahwa biaya sosial dari perjudian sangat besar, dan banyak penyelidikan memperlihatkan bahwa biaya itu jauh lebih besar daripada keuntungan apa pun yang diperoleh penjudi. Siapa saja boleh menghadiri pertemuan Gamblers Anonymous atau Gam-Anon (untuk sahabat atau keluarga dari orang yang kecanduan berjudi) dan mendengar cerita-cerita tentang hidup yang hancur, keluarga yang berantakan, dan bisnis yang gagal yang selalu berkaitan dengan industri perjudian. Jadi jika seorang Kristen berpartisipasi dalam perjudian yang terorganisasi, dia bukan saja terlibat dalam kesenangan atau hiburan yang tidak berbahaya, namun karena hidup orang-orang yang seharusnya kita kasihi seperti mengasihi diri kita sendiri sangat disakiti.
Di dalam terang apa yang dikatakan Firman Tuhan tentang bagaimana kita sebagai orang Kristen harus menjalani hidup kita dengan komitmen total kepada Tuhan, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah hal itu sungguh bermanfaat meskipun dalam skala perjudian sosial yang kecil. Jika kita menang, kita sudah mengambil uang dari seseorang tanpa memberi imbalan apa pun kepadanya. Jika kita kalah, kita membuang uang kita yang dapat dipakai untuk tujuan yang lebih kudus.
Alkitab banyak sekali berbicara tentang uang dan kekayaan, dan itu patut diperhatikan bahwa meskipun perjudian muncul dalam budaya-budaya alkitabiah, tidak ada orang kudus yang berpartisipasi di dalamnya. Lebih jauh lagi, meskipun Alkitab banyak memuat ayat tentang memperoleh kekayaan, tidak satu pun ayat yang menyinggung tentang memperoleh kekayaan melalui menang dengan perjudian. Orang Kristen sebaiknya menjauhkan hal ini dalam hidup mereka dan secara bijaksana menginvestasikan uangnya dan/atau memberikannya untuk maksud yang kudus.
Sumber: http://www.truthortradition.com/
Sumber: http://www.truthortradition.com/
Posting Komentar Blogger Facebook
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.