“Cerita ini tentang seorang ibu yang berasal dari daerah Fenisia di propinsi Siria dan dia berbahasa Yunani. Dia mempunyai seorang anak perempuan yang kerasukan roh jahat. Waktu ibu ini mendengar Yesus ada di situ, dia langsung datang dan berlutut di kaki Yesus. Ibu ini meminta supaya Yesus mengusir roh jahat dari anak perempuannya.

Tetapi Yesus menjawab, “Kamu bukan orang Yahudi. Jadi kalau Aku menolongmu, itu sama seperti orang yang membuang makanan anak-anaknya kepada anjing. Biarlah mereka dikasih makan dulu.”

Lalu ibu itu menjawab, “Benar, Bapa. Biar anak-anak Yahudi makan lebih dulu. Tetapi biasa yang terjadi adalah bahwa anjing-anjing di bawah meja diberikan sisa-sisa makanan yang tidak dimakan oleh anak-anak.” Markus 7:26-28 TSI (Terjemahan Sederhana Indonesia)

Dari pembacaan di atas, maka kita dapat melihat bagaimana kata-kata dari ibu ini, dengan begitu percaya dia mengatakan statusnya yang tidak termasuk dalam golongan orang Yahudi. Artinya apapun status yang diberikan oleh Yesus, dengan kerendahan hati dia menyadari hal itu dan dia mengakuinya.

Tuhan Yesus melihat kesungguhan hatinya. Akibat dari perkataannya seperti itu maka Tuhan Yesus berkata kepadanya bahwa, “Ibu boleh pulang, sekarang roh jahat itu sudah keluar dari anakmu.

Keadaan ibu ini menggambarkan bagaimana dia mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dia hadapi. Dia tidak mencari penyebab terjadi masalah, tetapi yang dia butuhkan adalah jalan keluar dari masalah ini.


Berapa banyak dari kita yang sering mencari penyebab terjadinya masalah, dan tidak mencari jalan keluar. Sering kita diperhadapkan dengan masalah, dan bukan jalan keluar yang kita cari tetapi malah membuat masalah dengan membesar-besarkan masalah tersebut.

Untuk itu kita perlu merubah kebiasaan berkata-kata yang tidak penting. Kita harus mulai perkatakan hal-hal yang baik. Jangan perkatakan hal-hal yang negatif seperti yang sering terjadi dalam keluarga, ketika orang tua marah kepada anaknya, tanpa disadari mengatakan, “Anak bodoh, anak kurang ajar, anak tidak tahu diuntung, dan lain-lain”.

Sadar atau tidak sadar, kita sedang membentuk anak dengan kata-kata kita. Maka jadilah anak sesuai dengan perkataan kita. Perkataan negatif akan membentuk anak-anak ke arah negatif. Perkataan positif akan membentuk anak-anak ke arah yang positif.

Perempuan Fenisia ini percaya dengan kata-katanya karena dia sudah dengar tentang Yesus, walaupun dia bukan orang Yahudi. Tetapi lewat perkataannya maka terjadilah seperti itu. Hal ini yang Allah mau dari kita. Walaupun perempuan itu disamakan seperti anjing yang tidak pantas makan makanan dari meja tuannya, tetapi dia tetap mengatakan bahwa anjing juga selalu makan sisa-sisa makanan dari meja tuannya. Itu artinya dia tahu bahwa dia juga pantas untuk menerima kasih karunia Allah dan kebaikan hati Allah.

Belajar dari perempuan ini maka satu hal yang perlu kita sadari dan lakukan sekarang adalah selalu memperkatakan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus mengucapkan kata-kata yang mendeklarasikan Firman Tuhan supaya iblis lari dari kita. Dengan begitu iblis tidak betah dalam hidup kita karena hidup kita terus diisi dengan Firman Tuhan.

Buang semua perasaan terintimidasi oleh masa lalu, yang tidak pernah membuat hati dan pikiran tenang. Kita harus mulai membangun pola hidup yang beda, mulai memiliki sikap hati dan kata-kata yang mengandung Firman Tuhan. Dan itulah yang harus menjadi model hidup kita, menjadi gaya hidup kita sehari-hari.

Perlu kita sadari bahwa dengan kata-kata kita dapat mengubah kehidupan kita dan juga orang lain. Perkataan kita mengandung kuasa Kerajaan Allah, dan juga mengandung hal-hal yang lain. Apa yang kita perkatakan selalu maka itulah yang terjadi.

Jangan kita mengukur kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Sering kita membandingkan apa yang ada di depan mata kita sementara itu kita mengabaikan apa yang tidak kelihatan, seolah-olah kita memang tidak tahu. Lalu kita mulai mengolah di pikiran kita. Apa yang timbul dalam pikiran itu yang akan dirasakan dalam hati dan selanjutnya akan keluar dari mulut kita.

Kita harus menjaga perkataan kita satu sama lain, karena lewat perkataan kita bisa menghancurkan diri kita dan orang lain, tetapi juga bisa memperbaiki diri kita dan juga orang lain.

Dalam kitab Kejadian pasal 1 menceritakan tentang penciptaan. Allah menciptakan segala sesuatu hanya dengan berfirman saja, atau dengan kata lain hanya lewat perkataan saja maka semua itu jadi. Betapa besar kuasa perkataan-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa kata-kata.

Begitu pula dengan kita, lewat perkataan saja maka semua itu bisa terjadi. Seperti dalam Markus 11:23 TSI, “ Apa yang Aku katakan ini benar sekali: Kalau kamu masing-masing percaya, kamu juga bisa melakukan tanda-tanda ajaib yang besar seperti ini. Contohnya, kamu bisa meminta kepada Allah, ‘Biarlah gunung yang ini pindah ke dalam laut.’ Tetapi kamu harus sungguh-sungguh percaya tanpa ragu-ragu dalam hatimu, maka Allah akan melakukan apa yang kamu minta. Inilah iman yang bisa melakukan mujizat.”

Perkataan yang mengandung kuasa akan mengubah dam memulihkan hidup kita selamanya. Dengan kata lain, apa yang keluar dari mulut kita itulah yang akan terjadi dalam hidup kita selamanya. Ingat bahwa kuasa yang ada pada kita jauh lebih besar.

‘‘Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Yohanes 1:12

“Tetapi untuk mereka yang menerima-Nya, Dia memberikan hak untuk menjadi anak-anak Allah. (Yang dimaksud dengan kata “mereka menerima-Nya” adalah bahwa mereka percaya kepada-Nya).” Yohanes 1:12 TSI.

Ingat bahwa kita sudah diberi hak menjadi anak-anak Allah. Itu artinya kita punya kuasa untuk mengusir segala tipu daya iblis yang membuat kita tidak pernah terhubung dengan Pencipta kita. Jadilah pribadi yang baru, latihlah manusia roh kita untuk terus terhubung dengan Pencipta, yaitu Allah Bapa. Amin!

Pelita Hidup

Posting Komentar Blogger

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Top