Jika benar, kebangkitan Yesus Kristus dari kematian adalah satu-satunya peristiwa yang paling penting dalam sejarah umat manusia, dan oleh sebab itu peristiwa ini merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk ditegakkan sebagai peristiwa sejarah yang otentik. Sebenarnya, kebangkitan adalah poros inti dari iman Kristen, yang menyatukan semua pernyataan dan segala berkat. Jika kebangkitan dapat terbukti sebagai sesuatu yang palsu, Kekristenan akan runtuh seperti sesuatu yang sama sekali buatan manusia dengan sedikit nilai penebusan. Bahkan Yesus tidak akan menjadi contoh dari seorang “guru moral yang baik”, seperti yang dipertahankan oleh beberapa orang, karena prediksi-Nya yang paling penting – bahwa Dia akan bangkit dari kematian – hanyalah sebuah kebohongan.
Sebagai orang Kristen, inti keselamatan kita sebagian besar bergantung pada apa yang dapat diandalkan dari empat catatan sejarah tentang kelahiran, kehidupan, kematian, dan terutama kebangkitan Yesus Kristus. Keyakinan yang teguh dalam kebangkitan sebagai fakta sejarah adalah unsur vital untuk keselamatan kekal kita. Roma 10:9 menyatakan: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Tuhan telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Kita mempermainkan batu penjuru keselamatan kita ketika kita menerima keraguan tentang keakuratan sejarah dari bagian mana pun di Alkitab. Namun hal yang paling penting adalah bagian-bagian itu yang membuat pernyataan sejarah di mana keselamatan kita bergantung pada hal tersebut.
Oleh sebab itu, mereka yang memperdebatkan bahwa sejarah kebangkitan tidak dapat dibuktikan dan bahkan tidak penting bertentangan dengan kesaksian rasul. Tentu saja, seluruh pelayanan Rasul Paulus dibangun di atas dasar kebangkitan, dan peristiwa perjumpaan pribadinya dengan Kristus yang bangkit yang membuat dia mengembangkan keinsyafan yang tidak dapat disangkal dalam peristiwa yang nyata ini. Dalam ayat-ayat berikut, kami telah menyoroti pernyataan Paulus dengan huruf tebal tentang konsekuensi terhadap iman Kristen jika kebangkitan Kristus, sebenarnya, tidak terjadi.
1 Korintus 15:14-20
(14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
(16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
(18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.
(19) Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Di dalam hidupnya kemudian, kesaksian Paulus secara terbuka terhadap kebangkitan Yesus Kristus dan proklamasinya terhadap Injil di Efesus menimbulkan sebuah keributan di mana pemerintah Romawi memberikan perlindungan agar dia tidak dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Setelah beberapa kali diadili oleh Hukum Romawi, Paulus diperhadapkan dengan Raja Agripa, tingkat banding yang terakhir sebelum berhadapan dengan Kaisar.
Ketika diberikan izin untuk bebas berbicara, dengan semangat berapi-api Paulus menceritakan kisah hidupnya, yang mencapai puncaknya yaitu perjumpaannya dengan Kristus yang sudah bangkit di jalan menuju Damsyik. Lalu Paulus membuktikan kebangkitan Yesus dari nubuatan Perjanjian Lama, namun gubernur Festus, menghentikan dia dan mengatakan bahwa dia tidak waras. Kebenaran yang terkandung dalam jawaban Paulus yang cemerlang masih tetap menghiasi halaman-halaman sejarah manusia.
Kisah Para Rasul 26:25 dan 26
(25) “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
(26) Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.
Amin! Dan itulah sebabnya, jika disatukan, bukti sejarah berikut ini tentang kebangkitan Yesus Kristus memberikan bukti bahwa itu melampaui keraguan yang logis.
1. Kisah kebangkitan mempunyai lingkaran kebenaran sejarah
Kisah kebangkitan memuat tanda-tanda yang tidak mungkin salah tentang sejarah yang akurat. Sebelum kisah ini, ketika saksi-saksi musuh hadir, mungkin akan membuat sesuatu yang palsu dan berbahaya. Ada suatu persepakatan dalam fakta utama dan berbagai kesaksian yang diberikan, namun semua itu bukan sekadar suatu pengulangan dari beberapa kisah yang baku dengan segala pengaturan penilaian. Sesungguhnya, kisah penampilan kebangkitan Kristus jelas saling berdiri sendiri, seperti yang ditunjukkan oleh perbedaan yang kelihatan. Akan tetapi, dengan pemeriksaan yang teliti dan mendalam, menyingkapkan bahwa penampilan-penampilan ini tidak bertentangan. Henry Morris menulis:
Hukum bukti yang terkenal berkata bahwa kesaksian dari beberapa saksi mata yang berbeda, masing-masing melaporkan dari sudut pandang mereka secara khusus, memberikan bukti yang paling kuat apabila kesaksian itu memuat kontradiksi yang dangkal yang menyelesaikan kontradiksi itu melalui penyelidikan saksama dan secara dekat. Inilah situasi sebenarnya dengan berbagai saksi kebangkitan.
2. Kehidupan dan pelayanan Rasul Paulus adalah kesaksian yang kuat terhadap kebangkitan
Pada saat Paulus bertemu dengan Kristus yang bangkit, dia adalah seorang antagonis yang bersemangat terhadap iman Kristen. Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi, dia tidak mudah dibujuk oleh apa saja yang tampak bertentangan atau tidak konsisten dengan tradisi Musa. Dapat dikatakan bahwa mungkin dia adalah orang terakhir di dunia yang menerima ide tentang Mesias yang disalib dan bangkit berdasarkan pengharapan Yahudi pada waktu itu. Fakta bahwa dia menjadi terdorong sepenuhnya terhadap kebangkitan Kristus di mana dia mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuannya yang bangkit adalah suatu bukti yang kuat terhadap kenyataan kebangkitan. Canon Kennett menulis:
Di dalam beberapa tahun setelah penyaliban Yesus, bukti kebangkitan Yesus setidaknya ada di dalam pikiran seorang manusia yang berpendidikan [Rasul Paulus], mutlak tidak dapat dibantah
3. Kubur yang kosong adalah ditentukan secara sejarah
Tidak ada pakar sejarah Perjanjian Baru yang meragukan fakta sejarah bahwa kubur tempat Kristus dibaringkan setelah penyaliban-Nya sudah kosong. Oleh karena itu, hanya ada tiga penjelasan untuk itu. Entah musuh-Nya yang mencuri mayat Yesus, sahabat-sahabat-Nya yang mengambil mayat itu, atau Yesus bangkit dari kematian. Kemungkinan pertama sangat tidak mungkin, karena musuh-musuh-Nya tentu saja akan memamerkan mayat-Nya jika mereka mencurinya, demi untuk mempermalukan murid-murid-Nya, mengakhiri desas-desus tentang kebangkitan-Nya, dan juga menghentikan gerakan agama yang baru yang mengancam tradisi Musa.
Sama halnya juga murid-murid-Nya tidak mungkin mengambil mayat Yesus, karena setelah penyaliban-Nya mereka mengalami kekecewaan yang sangat dalam dan orang-orang yang patah semangat itu tidak percaya bahwa Dia akan dibangkitkan. Adalah mustahil jika mereka dapat berpikir di dalam kondisi seperti ini sehingga mereka menemukan sebuah skema di mana mereka akan mencuri mayat untuk membuat suatu cerita yang jelas tidak mereka percayai.
4. Murid-murid adalah orang-orang Yahudi yang saleh
Murid-murid adalah orang Yahudi yang sangat menjunjung hak istimewa dan kewajiban Yahudi mereka. Oleh karena itu, tidak mungkin mereka akan membuat kelompok untuk mendirikan sebuah agama baru demi keuntungan pribadi. Bagi orang Yahudi abad pertama, tindakan seperti itu sama halnya dengan berbohong melawan Tuhan Israel, seperti yang ditentang Paulus dalam 1 Korintus 15:12-19 (di mana dia menyebut bahwa “berdusta terhadap Tuhan,” berlawanan dengan salah satu hukum dalam Sepuluh Perintah). Untuk seorang Yahudi abad pertama, berdusta terhadap Tuhan dan menyesatkan pewahyuan-Nya berarti mempertaruhkan keselamatan dan partisipasi di masa depan dalam Kerajaan Mesias. Apakah ada orang yang bersedia mempertaruhkan ganjaran ilahi dan menukarnya untuk beberapa tahun dihormati sebagai seorang pemimpin agama baru? Jawabannya tegas sekali tidak.
5. Kesaksian para wanita
Kehadiran para wanita di kuburan adalah bukti kuat bahwa catatan alkitabiah itu benar. Sesungguhnya para wanita tidak mempunyai kredibilitas dalam budaya Yahudi pada abad pertama, dan kesaksian mereka dalam pengadilan dipandang tidak berharga. Misalnya, jika seseorang dituduh melakukan suatu kejahatan di mana hanya disaksikan oleh para wanita, orang itu tidak dapat dihukum berdasarkan kesaksian tersebut. Jika cerita mengenai kebangkitan Yesus adalah sebuah dongeng yang ditambahkan kemudian dalam upaya untuk memberikan keabsahan bagi Kekristenan, mengapa para wanita itu tercatat sebagai saksi pertama yang melihat dan menyaksikan kubur yang kosong, kecuali hal itu sungguh terjadi demikian. Para wanita yang menceritakan kesaksian tentang kebangkitan-Nya yang kemudian disangkal oleh para murid laki-laki sehingga membuat yang terakhir terlihat buruk, dan para laki-laki ini adalah pemimpin-pemimpin pertama dari Jemaat Kristen. Kisah yang ditambahkan kemudian oleh Jemaat tentu saja sudah menempatkan para pemimpin mereka yang pertama berada dalam keadaan yang lebih menyenangkan.
6. Propaganda Yahudi meyakini kubur yang kosong dan mayat yang hilang
Otoritas Bait Tuhan Yahudi membayar orang-orang yang sudah melihat kubur kosong untuk berbohong dan berkata bahwa murid-murid telah mencuri mayat itu, bahkan mereka membunuh banyak dari mereka yang mengkhotbahkan tentang kebangkitan-Nya. Dengan insentif yang berkuasa untuk menghentikan gerakan yang baru, mereka berupaya menghadirkan mayat Yesus tetapi mereka tidak dapat. Faktanya adalah bukan berarti mereka tidak dapat melakukannya tetapi karena Yesus sudah bangkit.
7. Musuh-musuh-Nya berusaha menghadirkan mayat-Nya untuk membungkam orang-orang percaya
Jika Dia tidak bangkit dari kematian, apakah yang akan terjadi dengan mayat-Nya? Jika musuh-musuh-Nya mencuri mayat itu dan tidak pernah memamerkannya secara umum, maka hal itu akan mendorong desas-desus tentang kebangkitan di mana hal itu merupakan berita yang sangat ingin dicegah. Namun bukti yang pasti bahwa musuh-musuh-Nya tidak mengambil mayat-Nya adalah bahwa mereka pasti akan segera menghadirkan mayat itu dengan segala kemeriahan, karena mereka tidak kekurangan apapun untuk mempermalukan kisah itu. Seperti yang dinyatakan William Lane Craig:
“Ini adalah bukti sejarah dengan kualitas yang tertinggi, karena itu bukan berasal dari orang-orang Kristen tetapi dari musuh-musuh iman Kristen mula-mula.”
8. Tidak ada kuburan yang dipuja
Jika Yesus tidak dibangkitkan, mengapa tidak ada catatan tentang murid-murid-Nya memuja kuburan-Nya seperti yang sering kali terjadi kepada para pemimpin agama? Walaupun Tuhan melarangnya, praktik itu terus dilakukan di antara bangsa Israel hingga pada titik di mana Tuhan sendiri menghilangkan tubuh Elia dan Musa agar supaya pengikut mereka tidak memuja kuburan mereka.
9. Seorang sejarawan non-Kristen memberi kesaksian untuk mendukung kebangkitan
Yosephus, sejarawan Yahudi abad pertama, menulis tentang Yesus Kristus dan pertumbuhan Kekristenan sebagai berikut:
Dan ketika Pilatus, dengan dorongan dari orang-orang besar di antara kita, sudah menghukum Dia sehingga disalib, mereka yang sejak semula mengasihi Dia tidak meninggalkan Dia; karena Dia hidup kembali pada hari ketiga; seperti yang dinubuatkan nabi-nabi dan sepuluh ribu hal yang luar biasa berkenaan dengan Dia. Maka, orang-orang Kristen, nama yang diambil dari Dia, tidak punah pada hari ini.
Walaupun beberapa orang sudah berusaha untuk menghilangkan kesaksian sekular yang mendukung sebagai sesuatu yang menipu, ini tidak mungkin karena tulisan Yosephus diterima dengan baik pada masa itu baik oleh orang Yahudi maupun orang Romawi. Bahkan dia diangkat menjadi warga negara Romawi yang terhormat.
Tidak ada catatan tentang keberatan yang diajukan terhadap bagian ini oleh pemfitnah Kekristenan mula-mula, dan menganggap ini sebagai penipuan dan penyisipan terakhir ke dalam tulisan Yosephus, di mana fakta ini pasti akan diperdebatkan secara terbuka dalam literatur pada masa itu. Karena hal ini tidak terjadi, ketiadaan kritik mengecam alasan mereka.
10. Tidak ada penjelasan alternatif dalam sumber non-alkitabiah mula-mula
Tidak ada penjelasan alternatif yang diberikan tentang bangkitnya Jemaat Kristen dalam sumber sejarah mula-mula yang akan berupaya untuk menyajikan kisah “nyata.” Dalam peristiwa di mana cerita itu dipalsukan, dipastikan beberapa kritik atau “mantan-kristen” yang bersungut-sungut akan berupaya memberikan penjelasan alternatif. Akan tetapi satu-satunya penjelasan yang tepat yang pernah diberikan tentang bangkitnya Jemaat yaitu orang Kristen mula-mula percaya Yesus sudah bangkit dari kematian.
11. Catatan alkitabiah tentang penampilan kebangkitan memberikan kesaksian yang sama
Empat Injil dan Rasul Paulus memberikan kesaksian yang sama tentang sepuluh penampilan kebangkitan. Karena catatan-catatan ini selaras dan tidak bertentangan, beban pembuktian diberikan kepada mereka yang berkata bahwa keempat Injil dan Rasul Paulus tidak menyampaikan kebenaran.
Sepuluh penampilan kebangkitan, dalam susunan yang sesuai, adalah sebagai berikut:
Kepada Maria Magdalena (Mrk. 16:9; Yoh. 20:11-18)
Kepada wanita lain (Mat. 28:8-10)
Kepada Petrus (Luk. 24:34; 1 Kor.15:5)
Kepada dua orang di jalan menuju Emaus (Mrk. 16:12; Luk.24:13-35)
Kepada sebelas orang murid (kecuali Tomas – Luk. 24:33-49; Yoh. 20:19-24)
Kepada duabelas murid seminggu kemudian (Yoh. 20:24-29; 1 Kor. 15:5)
Kepada tujuh murid di tepi Danau Tiberias (Yoh. 21:1-23)
Kepada lima ratus pengikut (1 Kor. 15:6)
Kepada Yakobus (1 Kor. 15:7)
Kepada duabelas murid pada saat kenaikan (Kis. 1:3-12)
12. Ide tentang tubuh kebangkitan Kristus sama sekali merupakan konsep asing
Murid-murid sudah cukup sulit percaya bahwa Kristus akan mati dan kemudian bangkit kembali, dan tidak pernah terlintas dalam benak mereka ide tentang Mesias yang mendapat tubuh yang berbeda. Ini sungguh-sungguh tidak dapat dipahami bahwa orang Kristen mula-mula mengarang cerita seperti itu, di mana bahkan hari ini kedengaran seperti ilmu fiksi bagi banyak orang yang meragukan.
13. Pakar modern dan sejarawan mengakui bahwa ada bukti yang kuat tentang tubuh kebangkitan-Nya
J.P. Moreland meneguhkan hal ini dan mengutip pakar yang lain:
Hampir tidak ada pakar Perjanjian Baru hari ini yang menyangkali bahwa Yesus muncul di hadapan sejumlah pengikut-Nya setelah kematian. Beberapa pakar menafsirkan ini sebagai halusinasi subyektif atau penglihatan obyektif yang dianugerahkan oleh Tuhan di mana ini berbeda dengan penglihatan jasmani. Namun tidak ada yang menyangkali bahwa orang-orang percaya mengalami beberapa pengalaman itu. Pakar Perjanjian Baru yang skeptis Norman Perrin mengakui: “Semakin kita mempelajari tradisi yang berkenaan dengan penampilan-penampilan, batu karang yang lebih teguh mulai muncul di atas dasarnya.” Dunn, professor dari Universitas Durham, Inggris, setuju: “Hampir mustahil untuk membantah bahwa akar sejarah Kekristenan terletak pada beberapa pengalaman penampakan dari orang-orang Kristen mula-mula, yang dimengerti oleh mereka sebagai penampakan Yesus, yang dibangkitkan Tuhan dari kematian.”
Thomas Arnold, mantan Professor Sejarah dari Rugby dan Oxford, dan salah satu sejarawan terkenal di dunia, mengatakan pernyataan berikut tentang bukti sejarah kebangkitan Yesus Kristus:
Saya tahu bahwa tidak ada fakta dalam sejarah umat manusia yang dibuktikan dengan lebih baik, lebih lengkap dan mencakup hal-hal terperinci, hingga pemahaman dari seorang penyelidik yang adil, daripada tanda yang luar biasa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita yaitu bahwa Kristus mati, dan bangkit kembali dari kematian.
Simon Greenleaf adalah salah satu orang yang paling dihormati dalam pandangan-pandangan hukum di seluruh Amerika. Dia adalah pakar dalam bidang hukum pembuktian, dan pendiri Sekolah Hukum Harvard. Dia menganalisa kisah dalam Empat Injil tentang kebangkitan Kristus dalam hal keabsahannya sebagai bukti kesaksian yang obyektif, dan menyimpulkan:
Oleh karena itu mustahil jika mereka bersikeras dalam menegakkan kebenaran yang sudah disampaikannya jika Yesus tidak benar-benar bangkit dari kematian, dan mempercayai fakta ini sama seperti terhadap fakta yang lain.
14. Keyakinan pengikut-Nya dalam kebangkitan
Mereka yang pertama kali mencatat kisah bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian percaya bahwa itu adalah sebuah fakta. Mereka meletakkan iman mereka bukan saja pada fakta kubur yang kosong, tetapi pada fakta bahwa mereka sendiri sudah melihat Yesus hidup setelah penguburan-Nya. Dia tidak terlihat sekali atau dua kali, tetapi tercatat sekurangnya sepuluh kali; dan bukan saja kepada satu orang, tetapi kepada kelompok yang terdiri dari dua, tujuh, sepuluh, sebelas dan lima ratus orang.
15. Kematian para pengikut-Nya sebagai martir untuk keyakinan mereka dalam kebangkitan
Orang-orang percaya abad pertama berkhotbah dan bertindak dengan keyakinan akan kebenaran kebangkitan-Nya, banyak dari mereka bahkan menderita karena keyakinan mereka. Jika sahabat-sahabat-Nya sudah mencuri mayat-Nya agar terlihat seperti Dia sudah dibangkitkan, mereka akan sadar bahwa mereka mempercayai sebuah kebohongan, dan orang-orang tidak perlu mati syahid untuk apa yang mereka tahu sebagai suatu kebohongan.
16. Keterpaduan kesaksian dari saksi mata, yang tidak dapat ditipu atau diperdayakan
Beberapa kritik berkata bahwa orang Kristen mula-mula menerima sebuah penglihatan atau halusinasi akan Kristus setelah kematian-Nya, sama halnya dengan orang-orang pada masa kini yang menyatakan telah “melihat” ikon terkenal Elvis Presley. Apakah itu dapat dikatakan penglihatan yang menggembirakan? Sebuah mimpi? Sebuah imajinasi yang meluap karena gembira? Mungkinkah sebuah pemunculan yang aneh secara tiba-tiba? Tidak satu pun dari semua ini yang merupakan suatu kemungkinan, karena berbagai kelompok orang tidak dapat melihat halusinasi yang sama. 500 orang tidak akan mungkin memimpikan impian yang sama pada saat yang bersamaan.
Beberapa apologis Kristen modern membantah bahwa itu tidak relevan apakah Kristus sungguh-sungguh dibangkitkan secara jasmani atau tidak, karena “roh” Nya pergi kepada Tuhan. Diduga Tuhan memberikan sebuah “penglihatan” tentang Kristus kepada para pengikut Kristus bahwa Dia terus hidup “secara rohani” di sisi Tuhan. Konsep yang begitu mistis dan rohani tidak akan memuaskan pikiran murid-murid Ibrani, akan tetapi, mereka percaya orang mati tetap mati hingga dibangkitkan dalam kebangkitan tubuh dan secara jasmani. Hal itu juga telah menempatkan iman Kristen pada dasar yang subyektif dan mistis tanpa pernyataan sejarah dan tidak akan memberi penjelasan bagi kesaksian murid-murid yang enerjik tentang kebangkitan Kristus secara tubuh.
17. Murid-murid yang tidak percaya akan kebangkitan-Nya
Terkecuali Yusuf Arimatea, para pengikut Yesus tidak percaya bahwa Dia akan mati dan kemudian bangkit kembali. Mereka tidak mengharapkan peristiwa itu, dan ketika itu terjadi, pada awalnya mereka tidak percaya. Mereka menganggap hal itu sebagai “cakap angin” (Luk. 24:11 – TL). Mereka tidak percaya hingga mereka harus percaya, ketika mereka berhadapan langsung dengan Tuan yang bangkit. Henry Morris menulis:
Satu hal yang pasti: murid-murid tidak dapat mengarang cerita tentang kebangkitan dari imajinasi mereka sendiri. Sebaliknya, bagaimana pun juga mereka gagal untuk mencegahnya bahkan setelah sejumlah besar persiapan profetis untuk hal itu, baik dari Alkitab maupun dari Kristus. Diperlukan bukti terkuat untuk meyakinkan mereka bahwa hal tersebut benar-benar terjadi.
18. Ide tentang Mesias yang bangkit sulit diterima oleh orang-orang Yahudi dan tidak masuk akal bagi orang-orang Yunani
Gambaran Yesus tidak selaras dengan pandangan yang ada tentang bagaimana Mesias itu (seorang penguasa teokratis yang akan membebaskan Israel dari tekanan orang bukan Yahudi) dan hal itu sulit untuk meyakinkan orang lain akan kebenaran itu. Orang-orang Yunani, dengan doktrin mereka tentang kekekalan jiwa, menganggap ide kebangkitan tubuh sebagai hal yang tidak masuk akal dan tidak penting (Kis. 17:32). Jika murid-murid sudah mengarang sebuah kejadian atau doktrin seputar apa yang diperlukan untuk mendirikan sebuah agama baru, maka seharusnya lebih banyak melibatkan pengharapan sesuai standar yang ada pada saat itu.
19. Dia dapat keluar dari kubur itu hanya melalui kebangkitan
Teori “pingsan” sudah diajukan di mana Yesus hanya mati suri ketika mereka menguburkan Dia, dan Dia “hidup kembali”. Namun dalam kasus itu, Yesus yang dalam keadaan lemah dan kehabisan tenaga, dikurung dalam kuburan yang tertutup rapat, Dia sangat sukar bergerak, apalagi menyingkirkan batu yang sangat berat yang menutupi pintu kubur dan berjalan keluar dari kubur. DIsamping itu , otoritas Romawi telah menutup rapat pintu, dan kalaupun Dia berhasil menyingkirkan batu, penjaga akan menangkap kembali Dia dan melecehkan Dia. Karena tidak ada catatan tentang kejadian ini, maka itu tidak terjadi, karena musuh-musuhNya pasti akan memanfaatkan hal itu.
20. Inti keberadaan dan pertumbuhan Jemaat Kristen akan sia-sia jika Dia tidak bangkit
Beberapa kritik berkata bahwa kebangkitan adalah tambahan kepada cerita Kristus, dikembangkan beberapa tahun kemudian oleh Jemaat untuk memuliakan seorang pahlawan yang sudah meninggal. Namun seperti yang diketahui, dari catatan sejarah di luar Alkitab, bahwa sekte yang dikenal sebagai orang Kristen muncul dalam pemerintahan Tiberius, dan hal yang memunculkan mereka adalah keyakinan mereka bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian.
Kebangkitan bukanlah tambahan kepada iman Kristen, tetapi adalah alasan inti dan dorongan untuk iman Kristen. Mereka meletakkan iman mereka, bukan pada catatan sejarah, tetapi pada apa yang sudah mereka saksikan dengan mata mereka sendiri. Catatan itu adalah hasil dari iman mereka, bukan penyebab iman mereka. Kekristenan tergantung pada fakta sejarah tentang kebangkitan Kristus, karena tanpa hal itu seluruh iman hanyalah sesuatu yang palsu. Jika tidak ada kebangkitan, maka tidak akan ada Perjanjian Baru, dan tidak ada Jemaat Kristen.
21. Murid-murid tidak memperoleh keuntungan apa-apa dengan mengarang cerita palsu dan memulai sebuah agama baru
Para pengikut-Nya menghadapi penderitaan, ejekan, permusuhan dan mati syahid. Berdasarkan hal ini, mereka tidak akan pernah dapat mempertahankan motivasi yang tidak tergoyahkan seperti ini jika mereka tahu bahwa apa yang mereka khotbahkan adalah sebuah kebohongan. Agama memberi upah bagi mereka, tetapi upah itu datang dari keyakinan yang tulus bahwa apa yang mereka hidupi adalah benar.
22. Keterpaduan kesaksian dari para pemimpin orang Kristen mula-mula
Jika kubur yang kosong dan kebangkitan adalah cerita palsu, mengapa paling tidak salah seorang murid memisahkan diri dari yang lain dan memulai versi Kekristenannya sendiri? Atau mengapa paling tidak salah seorang dari mereka menyingkapkan pernyataan bahwa itu adalah dusta? Otoritas Bait Tuhan bersedia membayar banyak kepada siapa saja yang mau membuat informasi seperti itu. Atau jika uang tidak cukup menggiurkan, bagaimana dengan kemungkinan untuk membuktikan bahwa kebangkitan itu adalah sebuah dusta agar menarik para murid supaya mengikuti beberapa pemimpin sekte yang memikat? Sejarah sudah menunjukkan bahwa peranan ini adalah hal yang terkenal, dan ini akan menjadi suatu peluang emas.
Tanpa bukti yang kuat dan persuasif dari kebangkitan, kesatuan yang terus berlanjut dari para pemimpin Kristen mula-mula tidak dapat dijelaskan dalam hal kecenderungan manusia untuk mempromosikan diri mereka sendiri. Asumsi bahwa mereka sekalian setia kepada kebenaran pesan mereka adalah satu-satunya penjelasan yang tepat dari kesatuan mereka yang terus berlanjut dan kurangnya pewahyuan yang palsu. Mereka yang berdusta demi keuntungan pribadi tidak dapat bersatu untuk jangka waktu yang sangat lama, terutama ketika penderitaan muncul untuk menekan keuntungan pribadi tersebut.
23. Semua penjelasan yang bergantian tentang kebangkitan tidak ada kredibilitas
Sehubungan dengan bukti kubur yang kosong, penam
pilan kebangkitan dan bangkitnya Jemaat Kristen, seorang yang waras harus menyimpulkan bahwa kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta sejarah yang kokoh. Dalam pengadilan, bukti seperti itu akan mendorong pengakuan kecuali bukti yang bertentangan dapat diajukan untuk memperkenalkan “keraguan yang beralasan.” Namun semua penjelasan dan teori yang lain sama sekali meragukan dan bertentangan dengan intuisi.
Oleh sebab itu, orang-orang Kristen adalah rasional, masuk akal, dan benar-benar konsisten dengan kesadaran umum ketika mereka meletakkan iman mereka di atas peristiwa sejarah yang ditegakkan secara benar. Bukan saja terdapat bukti sejarah yang mendukung kepada keyakinan itu, tetapi janji akan manfaat yang luar biasa di masa depan kepada mereka yang percaya. Menurut Alkitab, satu-satunya janji yang pasti dari kehidupan kekal untuk umat manusia, baik secara pribadi maupun bersama-sama, tergantung pada keyakinan akan kebangkitan Yesus Kristus. Seperti yang ditulis Halley:
“Sungguh mulia keyakinan sederhana ini yang tercurah atas kehidupan manusia. Pengharapan kita akan kebangkitan dan hidup kekal didasarkan bukan di atas perkiraan filosofi tentang kekekalan, tetapi di atas fakta sejarah.”
Posting Komentar Blogger Facebook
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.